Rabu, 30 Oktober 2013

Menentukan Penyebab Nyeri Perut Berdasarkan Lokasi dan Sifat Nyeri

Posted by Admin On 01.34

Nyeri perut muncul dengan berbagai cara dan mempunyai banyak penyebab yang berbeda. Kita harus menentukan letaknya, radiasi, keparahan, karakter, frekuensi, durasi, faktor pemicu dan yang mengurangi gejala dan gejala lain yang berhubungan. Nyeri perut dapat dikenali [enyebabnya berdasarkan lokasi dan karakteristik nyeri yang timbul

Perut adalah organ yang berongga, jadi didalamnya terdapat bermacam-macam organ yang terletak pada posisinya masing-masing, pada perut sebelah kanan dibagian atas terdapat organ Hati, Kandung Empedu, Ginjal, Usus kecil dan Usus Besar, sedangkan pada sbelah kanan di bagian bawah terdapat Usus Besar, Usus Buntu / Appendix, Saluran kencing, dan khusus pada wanita terdapat Saluran Indung Telur.

Nyeri perut yang hebat dan mendadak kadang merupakan gejala yang sering membawa pasien datang ke unit gawat darurat dan merupakan keluhan utama yang paling sering ditemukan pada pasien dengan kasus pembedahan pada gangguan perut, Dalam kondisi tertentu dan jarang nyeri perut  yang menyebabkan  dapat menyebabkan komplikasi yang serius bahkan hingga kematian jika diagnosis dan terapi yang tepat terlambat diberikan.

Nyeri perut dapat berupa nyeri visceral maupun nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada berbagai organ di rongga perut atau diluar rongga perut, misalnya dirongga dada. Para klinisi sebaiknya telah memahami patofisiologi dan tanda-tanda khas penyebab akut abdomen. Lokasi, karakteristik, derajat nyeri dan ada atau tidaknya gejala-gejala sistemik dapat membantu dalam membedakan penyebab-penyebab akut abdomen yang membutuhkan
pembedahan segera dengan kondisi medis biasa.


Sifat, derajat, dan lamanya nyeri akan sangat membantu dalam mencari penyebab utama akut abdomen. Nyeri superfisial, tajam dan menetap biasanya terjadi pada iritasi peritoneal akibat perporasi ulkus atau ruptur appendiks, ovarian abses atau kehamilan ektopik. Nyeri kolik terjadi akibat adanya kontraksi intermiten otot polos, seperti kolik ureter, dengan ciri khas adanya interval bebas nyeri. Tetapi istilah kolik bilier sebenarnya tidak sesuai dengan pengertian nyeri kolik karena kandung empedu dan ductus biliaris tidak memiliki gerakan peristalsis seperti pada usus atau ureter. Nyeri kolik biasanya dapat reda dengan analgetik biasa. Sedangkan nyeri strangulata akibat nyeri iskemia pada strangulasi usus atau trombosis vena mesenterik biasanya hanya sedikit mereda meskipun dengan analgetik narkotik. Faktor-faktor yang memicu atau meredakan nyeri penting untuk diketahui. Pada nyeri abdomen akibat peritonitis, terutama jika mengenai organ-organ pada abdomen bagian atas, nyeri dapat dipicu akibat gerakan atau nafas yang dalam
Penyebab Nyeri Perut

    Saluran Cerna: Nyeri abdomen nonspesifik, Appendicitis, Obstruksi usus halus dan kolon, Perforasi pada peptic ulser, Hernia inkarserata, Perforasi usus atau Diverticulitis
    Hati, Limpa dan empedu: Akut kolesistisis, Akut kholangitis, Abses hepar, Hepatitis akut, Limpa yang trauma atau rusak
    Pancreas: Akut pancreatitis
    Saluran Kemih: Kolik ginjal, kut pyelonefritis
    Ginekologi: Akut salpingitis, Kehamilan ektopik yang ruptur
    Pembuluh darah: Acute ischemic colitis, Mesenteric thrombosis
    Peritoneum: Abses intra abdominal, Peritonitis tuberkulosis
    Retroperitoneum: Perdarahan retroperitoneum

Lokasi nyeri perut dan asal embriologi nya

    Epigastrik (Perut Tengah Atas) : Foregut (lambung, duodenum, hati, pancreas, empedu)
    Periumbilikal (Perut Kanan Bawah) : Midgut ( usus halus dan usus besar termasuk apendiks)
    Suprapubik (Perut Bawah Tengah) : Hindgut ( rectum dan organ urogenital)

Lokasi Nyeri Perut Dan kemungkinan Penyebab

    Kanan bagian atas, kemungkinan yang mengalami gangguan adalah organ-organ yang terletak pada bagian kanan atas adalah Gangguan Hati, Radang pada kandung empedu akibat adanya batu, serta kadang-kadang bisa terjadi radang usus kecil.  Nyeri kantung empedu sifat nyeri hebat, tetap/konstan, nyeri kuadran kanan atas/ epigastrik dan sering memburuk setelah makan makanan yang berlemak (fatty foods). Tetapi kalau tempat nyeri berada agak ditengah dan rasa nyerinya sampai menembus kebelakang, kemungkinan gangguan Ginjal harus dicurigai. Kolik renal atau gangguan nyeri disebabkan gangguan ginjal: nyeri kolik pada sudut tertentu bagian ginjal, yang nyeri bila ditekan, menjalar ke panggul. Khasnya  pasien tidak dapat menemukan posisi yang dapat mengurangi nyeri. Namun pada kolik ginjal dapat juga terjadi di bagian sebelah kiri.  Iskemik usus atau usus yang rusak, nyeri bersifat tumpul, hebat, tetap/konstan, nyeri abdomen kuadran kanan atas yang meningkat saat makan.
    Kiri bagian atas, Kolik renal atau gangguan nyeri disebabkan gangguan ginjal: nyeri kolik pada sudut tertentu bagian ginjal, yang nyeri bila ditekan, menjalar ke panggul. Khasnya  pasien tidak dapat menemukan posisi yang dapat mengurangi nyeri. Namun pada kolik ginjal dapat juga terjadi di bagian sebelah kiri. Nyeri ulkus peptic nyeri bersifat tumpul, nyeri terbakar (burning) di epigastrium. Khasnya episode malam, membangunkan pasien dari tidur. Diperparah oleh makan dan kadang kadanga dikurangi dengan minum susu atau antasida.
    Kanan bawah, penyebab yang paling sering adalah radang dari usus buntu atau  Appendicitis, kemudian penyebab lain yang cukup sering adalah infeksi saluran kencing, atau pada wanita patut dicurigai adanya radang saluran indung telur, infeksi usus halus atau usus besar. Untuk membedakan antara usus buntu dengan infeksi saluran kencing yaitu :  Pada usus buntu gejala yang menyertai adalah demam, bisa juga disertai rasa mual sampai muntah dan kadang bisa juga disertai diare, biasanya nyeri yang timbul kuat sekali sampai si penderita selalu membungkukkan badannya karena menahan nyeri di bagian perut kanan bawah.  Sedangkan pada infeksi saluran kencing biasanya adalah sering kencing, rasa nyeri bila kencing, juga rasa perih pada waktu kencing, juga bisa disertai demam tinggi dan rasa mual muntah juga. Nyeri kolon tampilannya kadang kadang nyeri dapat berkurang sementara oleh defekasi atau flatus
    Nyeri Perut Bagian Tengah Atas Bila anda mendadak merasakan nyeri didaerah ulu hati disertai rasa mual dan rasa kembung, kemungkinan besar anda menderita Gastritis, dispepsia atau gangguan lain lam,bung.  Gastritis adalah sakit pada bagian lambung, jadi kurang lebih artinya sama saja. Arti Gastritis sebenarnya adalah terjadinya proses radang pada lambung.  Penyebab lain adalah nyeri pancreas, lokasi di sekitar epigastrium atau perut bagian tengah, menjalar ke punggung, membaik saat duduk dan posisi condong kedepan.  Obstruksi usus halus biasanaya nyeri kolik sentral yang berhubungan dengan muntah, distensi dan konstipasi
    Perut Bawah tengah Nyeri kandung kemih biasanya nyeri difus yang hebat di regio suprapubik. Nyeri prostat tampilannya nyeri tumpul yang dirasakan di lower abdomen, rectum, perineum atau paha anterior. Nyeri uretra sangat bervariasi mulai dari ketidaknyamanan hingga nyeri tajam yang hebat yang dirasakan pada ujung akhir uretra (ujung penis pada pria) dan semakin nyeri saat miksi. Bisa sangat parah sehingga pasien akan berusaha menahan kencingnya yang dapat menimbulkan masalah baru

Karakteristik Nyeri

Sifat, keparahan dan periodisitas sakit memberikan petunjuk berguna untuk penyebab yang mendasari . nyeri utama adalah yang paling umum.

    Nyeri alih Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari suatu daerah. Misalnya, diafragma yang berasal dari regio leher C3 – C5 pindah ke bawah pada masa embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di bahu. Demikian juga pada kolesistitis akut, nyeri dirasakan di daerah ujung belikat. Abses dibawah diafragma ata rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan atau limpa atau hati juga dapat mengakibatkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pyelum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labium mayus atau pada testis pada pria.
    Nyeri kontinyu Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus-menerus karena berlangsung terus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks untuk melindungi bagian yang meradang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat.
    Nyeri kolik Nyeri kolik merupakan nyeri yang hilang timbul  yang menunjukkan suatu obstruksi organ berongga (lumen), organ yang berdinding otot (usus, empedu, duktus biliaris, ureter) Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda, kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa kolik. Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual, bahkan sampai muntah. Dalam serangan, penderita sangat gelisah, kadang sampai berguling-guling di tempat tidur atau di jalan. Yang khas ialah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri yang kumat-kumatan disertai mual dan muntah dan gerak paksa.
    Nyeri iskemik Nyeri perut dapat juga berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak menyurut. Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum, seperti takikardia, keadaan umum yang memburuk, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.
    Nyeri pindah  Kadang nyeri berubah sesuai perkembangan patologi. Misalnya pada tahap awal appendisitis, sebelum radang mencapai permukaan peritoneum, nyeri viseral dirasakan sekitar pusat disertai rasa mual karena appendiks termasuk usus tengah. Setelah radang terjadi di seluruh dinding termasuk peritoneum viseral, terjadi nyeri akibat rangsangan peritoneum yang merupakan nyeri somatik. Pada saat ini, nyeri dirasakan tepat pada letak peritoneum yang meradang, yaitu diperut kanan bawah. Jika appendiks kemudian mengalami nekrosis dan gangren, nyeri berubah lagi menjadi nyeri iskemik yang hebat, menetap dan tidak menyurut, kemudian penderita dapat jatuh dalam keadaan toksis. Pada perporasi tukak peptik duodenum, isi duodenum yang terdiri atas cairan asam garam dan empedu masuk rongga abdomen yang sangat merangsang peritoneum setempat. Pasien merasakan sangat nyeri di tempat rangsangan itu, yaitu diperut bagian atas. Setelah beberapa waktu, isi cairan lambung mengalir ke kanan bawah, melalui jalandisebelah lateral kolon asendens sampai ke tempat kedua, yaitu rongga perut kanan bawah, sekitar sekum. Nyeri itu kurang tajam dan kurang hebat dibandingkan nyeri pertama karena terjadi pengenceran. Pasien sering mengeluh bahwa nyeri yang mulai di ulu hati pindah ke kanan bawah. Proses ini berbeda sekali dengan proses nyeri pada appendisitis akut. Akan tetapi kedua keadaan ini, appendisitis akut maupun perporasi lambung atau duodenum, akan mengakibatkan peritonitis purulenta umum jika tidak segera ditanggulangi dengan tindakan bedah
    Nyeri disertai rasa panas biasanya mengindikasikan karena pengaruh asam dan berhubungan dengan lambung, duodenum atau bagian  esofagus bawah
    Nyeri tajam konstan dangkal karena iritasi peritoneal adalah khas ulkus perforasi atau usus buntu yang pecah, kista ovarium, atau kehamilan ektopik.
    Rasa sakit, mencengkeram pemasangan obstruksi usus kecil (dan kadang-kadang pankreatitis awal) biasanya terputus-putus, tidak jelas, mendalam, dan puncaknya pada awalnya, tetapi segera menjadi lebih tajam, tak henti-hentinya, dan lebih baik lokal. Tidak seperti sakit menggelisahkan tapi lumayan berhubungan dengan obstruksi usus, nyeri yang disebabkan oleh lesi occluding saluran yang lebih kecil (saluran empedu, tabung rahim, dan ureter) cepat menjadi gangguan yang tidak tertahankan.
    Kolik jika ada interval bebas nyeri yang mencerminkan kontraksi intermiten otot polos, seperti pada kolik uretra. Dalam arti sempit, yang kolik istilah “empedu” adalah keliru karena sakit empedu tidak mengampuni. Alasannya adalah bahwa kantong empedu dan saluran empedu, kontras dengan ureter dan usus, tidak memiliki gerakan peristaltik. Kolik biasanya segera diatasi dengan analgesik. nyeri iskemik karena usus terjepit atau trombosis mesenterika hanya sedikit diredakan bahkan oleh narkotika.
    Nyeri disebabkan oleh peritonitis lokal, terutama bila mempengaruhi organ-organ perut bagian atas, cenderung diperburuk oleh gerakan atau bernapas dalam-dalam.

Kondisi Yang  berhubungan dengan nyeri abdomen

    Anorexia, nausea dan muntah, konstipasi atau diare sering menyertai nyeri abdomen, tetapi bukan merupakan gejala yang spesifik sehingga tidak memiliki nilai diagnostic yang tinggi
    Muntah Saat distimulasi oleh serat aferen visceral sekunder, the medullary vomiting centers mengaktivasi serat eferen yang menginduksi reflex muntah. Oleh karena itu, nyeri abdomen akut (acute surgical abdomen) biasanya terdapat muntah yang juga berlaku sebaliknya .
    KONSTIPASI Reflex ileus sering diinduksi oleh serat aferen visceral yang merangsang serat eferen saraf simpatis(splanchnic nerves) untuk menurunkan peristaltic usus. Konstipasi merupakan indicator absolute obstruksi usus. Namun obstipasi (tidak adanya pasase feses dan flatus) diperkirakan kuat sebagai obstruksi usus mekanik jika ada distensi abdomen dengan nyeri yang progresif atau muntah yang berulang.
    DIARE Watery diare yang banyak merupakan karakterisktik dari gastroenteritis dan penyebab lain akut abdomen. Diare berdarah diperkirakan colitis ulseratif, crohn disease, basilar atau disentri amuba.

Hal Penting yang Berkaitan

    Riwayat gynekologis Riwayat menstruasi cukup penting untuk mendukung diagnose kehamilan ektopik, mittelschmer ( rupture folikel ovarium) dan endometriosis. Riwayat vaginal discharge atau dismenorea menunjukkan pelvic inflammatory disease.
    Riwayat obat-obatan Antikoagulan terlibat dalam hematoma retroperitoneal dan intramural duodenum dan jejunum, kontrasepsi oral dalam pembentukkan benign hepatic adenoma dan infark vena mesenterium. Kortikosteroid dapat menutupi gejala klinis bahkan peritonitis lanjut.
    Riwayat perjalanan Dapat meningkatkan resiko abses hati amoeba atau hydatid cyst, malarial spleen, tuberculosis, salmonella typhi infeksi pada area ileosaecal atau disentri
    Riwayat operasi Riwayat operasi sebelumnya pada abdomen, vascular, thorak atau groin mungkin berhubungan dengan penyakitnya sekarang.

Gambaran diatas untuk membantu mengenali apabila ada gangguan disekitar daerah tersebut, untuk memastikannya masih memerlukan pemeriksaan lain yang lebih teliti dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anda.Sumber

Minggu, 20 Oktober 2013

Kasus Aids Didominasi Usia Produktif

Posted by Admin On 06.28

Sampai dengan 30 September 2010, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak  22.726 kasus tersebar di 32 provinsi. Kasus tertinggi didominasi usia produktif yaitu usia 20-29 tahun (47,8%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,9%), dan kelompok umur 40-49 (9,1%). Dari jumlah iu, 4.250 kasus atau 18,7% diantaranya meninggal dunia. Sementara kasus terbanyak dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta, diikuti Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Riau.

Aids Animasi




Cara penularan terbanyak adalah melalui hubungan heteroseksual (51,3%), Injection Drug User atau pengguna Narkoba suntik/Penasun (39,6%), Lelaki Seks Lelaki (3,1%), dan perinatal atau dari ibu pengidap kepada bayinya (2,6%).

Aids

Penambahan kasus AIDS pada periode triwulan ketiga (Juli-September) tahun 2010 sebanyak 956 kasus yang dilaporkan dari 48 kabupaten/kota di 13 Provinsi (NAD, Bengkulu, Kepri, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Papua).

Hal itu disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditma, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI tentang situasi perkembangan HIV&AIDS di Indonesia triwulan ketiga sampai dengan 30 September  2010.

Menurut Dirjen P2PL, rate kumulatif kasus AIDS Nasional sampai dengan 30 September 2010 adalah  9,85 per 100.000 penduduk (berdasarkan data BPS 2009, jumlah penduduk Indonesia 230.632.700 jiwa). Rate kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi Papua (14,2 kali angka nasional), Bali (5,0 kali angka nasional), DKI Jakarta (3,4 kali angka nasional), Kalimantan Barat (2,4 kali angka nasional), Kep. Riau (2,5 kali angka nasional), Maluku (1,5 kali angka nasional), DI Yogyakarta (1,4 kali angka nasional), Bangka Belitung (1,2 kali angka nasional), Papua Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Barat (1,0 kali angka nasional).

Proporsi infeksi oportunistik yang terbanyak adalah TBC (11.513 kasus), diare kronis (6.567 kasus), Kandidiasis oro-faringenal (6.605 kasus), Dermatitis generalisata (1.676 kasus), dan Limfadenopati generalisata persisten (778 kasus).

Untuk kasus HIV positif kumulatif sampai dengan 30 September 2010 sebanyak 50.352 dengan positive rate rata-rata 10,8%. Sedangkan jumlah kasus baru pada triwulan ketiga 2010 sebanyak 4.173 kasus. Daerah yang paling banyak terjadi kasus HIV positif adalah DKI Jakarta (12.814), Jawa Timur (6.430), Jawa Barat (4.001), Sumatera Utara (3.573), dan Kalimantan Barat (2.536).

Ditambahkan Dirjen P2PL, HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obat yang ampuh dan vaksin  untuk mcegahnya. Satu-satunya obat yang ada adalah (ARV=Anti Retroviral Virus) berfungsi  untuk menekan perkembangan virus.

Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes adalah perawatan penderita HIV sejak tahun 2005. Jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) sampai 30 September 2010 sebanyak 18.982 orang yang masih menerima ARV (60,3% dari yang pernah menerima ARV). Jumlah ODHA yang masih dalam pengobatan ARV tertinggi berasal dari DKI Jakarta (6.946), Jawa Barat (1.418), Jawa Timur (1.138), Bali (835), Papua (724), Jawa Tengah (562), Sumatera Utara (543), Kalimantan Barat (380), Kepulauan Riau (420), dan Sulawesi Selatan (347). Kematian ODHA menurun dari 46% pada tahun 2006 menjadi 18% pada tahun 2009.

Dalam rangka memperingati HAS 2010 dengan tema “ Akses Universal dan Hak Azasi Manusia, Kementerian Kesehatan RI telah melakukan serangkaian kegiatan. Pada bulan Juli sampai November melakukan sosialisasi HIV dan AIDS melalui kesenian tradisional dan distribusi materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi).

Juli 2010 melakukan pelatihan konselor Adiksi bagi petugas kesehatan, Agustus 2010 pelatihan konseling-testing HIV, laboratorium & RR VCT dan pertemuan laporan analisis kohort pengobatan ARV. Agustus-September 2010 permodelan matematika HIV di Indonesia.

Pada Agustus-November 2010 melaksanakan surveilans terpadu biologis dan perilaku 2010. September –November 2010 pelatihan untuk pelatih (TOT) penatalaksanaan infeksi menular seksual dan kongres nasional ikatan praktisi intervensi perubahan perilaku.

Oktober 2010 pelatihan penatalaksanaan infkesi menular seksual, pelatihan PMTCT, pelatihan PITC, pelatihan metadon bagi petugas kesehatan, dan pelatihan konseling adiksi bagi layanan rumatan. November 2010 pelaksanaan monitoring survey HIV drug resistance dan threshold survey HIV drug resistance. Juli-Desember 2010 pelaksanaan early warning indicators HIV drug resistance.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mailpuskom.publik@yahoo.co.id,info@depkes.go.id,kontak@depkes.go.id.  Sumber

Sabtu, 19 Oktober 2013

Askep Pemenuhan Kebutuhan Keamanan

Posted by Admin On 21.31

A. Pengkajian
Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan antara lain:
1.  Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem sensori komunikasi  pasien seperti adanya perubahan perilaku pasien karena gangguan sensori komunikasi :
ü   Halusinasi
ü   Gangguan proses pikir
ü   Kelesuan
ü   Ilusi
ü   Kebosanan dan tidak bergairah
ü   Perasaan terasing
ü   Kurangnya konsentrasi
ü   Kurangnya koordinasi dan keseimbangan
2.  Faktor risiko yang berhubungan dengan keadaan klien :
ü   Kesadaran menurun
ü   Kelemahan fisik
ü   Imobilisasi
ü   Penggunaan alat bantu

          B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan antara lain :
1.      Risiko infeksi
2.      Risiko injuri
3.      Risiko jatuh
4.      Risiko aspirasi
5.      Nyeri akut
6.      Ketidakefektifan proteksi
7.      Gangguan rasa nyaman

          C. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1.      Risiko infeksi
Definisi : peningkatan risiko invasi oleh organisme patogen
NOC :
Klien dapat  mengetahui cara mengontrol infeksi dengan indikator :
ü  Mendeskripsikan model transmisi
ü  Mendeskripsikan faktor yang berkontribusi terhadap transmisi
ü  Mendeskripsikan praktek yang dapat menurunkan transmisi
ü  Mendeskripsikan tanda & gejala infeksi
ü  Mendeskripsikan prosedur skreening
ü  Mendeskripsikan monitoring prosedur
ü  Mendeskripsikan aktivitas yang meningkatkan resisten terhadap infeksi
ü  Mendeskripsikan treatment untuk diagnosa infeksi
ü  Mendeskripsikan follow up untuk diagnosa infeksi
NIC: Kontrol infeksi
Aktivitas :
ü  Batasi jumlah pengunjung
ü  Gunakan universal precaution
ü  Ajarkan kepada klien dan keluarganya mengenai tanda & gejala infeksi
ü  Tingkatkan istirahat
ü  Administrasi pemberian antibiotik
ü  Gunakan teknik perawatan luka yang sesuai
ü  Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat klien
ü  Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan
ü  Ganti peralatan perawatan pasien per agency protokol


2.      Risiko injuri
Definisi : risiko injuri sebagai hasil interaksi antara kondisi lingkungan dengan mekanisme adaptasi dan pertahanan diri individu
NOC :
Klien dapat  mengetahui keamanan personal dengan indikator :
ü  Mendeskripsikan cara-cara menurunkan risiko kecelakaan / injuri
ü  Mendeskripsikan cara mencegah keracunan
ü  Mendeskripsikan cara mencegah kebakaran
ü  Mendeskripsikan prosedur kegawatdaruratan
ü  Mendeskripsikan perilaku berisiko tinggi        
NIC : Manajemen lingkungan yang aman
Aktivitas :
ü  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien berdasarkan tingkat fungsi kognitif dan fisik dan perilaku sebelumnya
ü  Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
ü  Gunakan alat-alat perlindungan untuk mengatasi keterbatasan fisik dalam mobilisasi atau akses pada situasi yang berbahaya
ü  Sediakan nomor telepon penting untuk situasi gawat darurat
3.      Risiko jatuh
Definisi : peningkatan susceptibiliti untuk jatuh yang dapat membahayakan fisik
NOC :
Klien dapat  menunjukkan perilaku yang aman untuk mencegah jatuh dengan indikator :
ü  Menggunakan alat bantu dengan benar
ü  Menempatkan penghalang untuk mencegah jatuh
ü  Menggunakan prosedur berpindah yang aman
ü  Mengkompensasi keterbatasan fisik
ü  Menggunakan restrain jika diperlukan
NIC : Pencegahan jatuh
Aktivitas :
ü  Identifikasi keterbatasan fisik dan kognitif pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh
ü  Identifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan potensi jatuh
ü  Sediakan alat bantu seperti walker
ü  Ajarkan pasien meminimalkan injuri ketika jatuh
ü  Gunakan restrain fisik untuk membatasi pergerakan yang dapat membahayakan klien
ü  Gunakan side rail pada bagian kiri dan kanan untuk mencegah jatuh dari tempat tidur
ü  Sediakan pencahayaan yang adekuat untuk meningkatkan penglihatan

DAFTAR PUSTAKA.
Delaune, S.C and Ladnef, P.K. 2011. Fundamentals of Nursing Standar and practice 4th Edition. USA: Delmar.
Ellis, Janice, Elizabeth A. Noulis. 1994. Nursing Human Need Approach 5th Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2000. Nursing Outcome Classificatin (NOC). Missori: Mosby Inc.
Mc Closkey, J., Bulechek,G. 2000. Nursing Intervention Classification (NIC). Missori: Mosby Inc.
Nanda. 2009-2011. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2001-2002. Philadelphia.
Taylor C., Lilis C., Le Mone P. 1997. Fundamentals of Nursing: The Art and Science of Nursing Care. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers.